Kamis, 22 September 2011

ADIKKU TERSAYANG

ADIKKU TERSAYANG


Tidak seperti biasanya, pagi ini Rara datang ke sekolah dengan wajah cemberut. Tidak ada senyum sama sekali. Shasa yang duduk di sebelah Rara sampai bingung. Mau menegur, Shasa takut Rara sedang tidak ingin ditegur. Mau mendiamkan, hmmm… kok sepertinya tidak enak ya diam-diaman.
“Kamu bawa bekal apa hari ini?” tanya Shasa ketika bel tanda istirahat berbunyi.
“Aku gak bawa bekal. Rina tadi pagi rewel jadi ibu tidak sempat menyiapkan bekal untukku,” Rara menjelaskan dengan nada kesal.
“Rina sakit?” tanya Shasa prihatin. Rina itu adiknya Rara. Lucu dan imut-imut. Usianya baru dua tahun. Beberapa kali saat menjemput Rara, Rina dibawa serta oleh Ibu Rara. Sebenarnya Rara ikut jemputan tapi terkadang ibunya menjemput ke sekolah.
Shasa tidak menjawab. Ia ikut menemani Rara antri membeli Roti Burger. Setelah itu mereka bergegas kembali ke dalam kelas.
Dari dalam tas tempat membawa bekal, Shasa mengeluarkan sebuah bungkusan.
“Ini buat kamu dan Rina,” kata Shasa sambil menyodorkan bungkusan itu.
“Apaan nih?” tanya Rara dengan suara yang tidak jelas terhalang oleh makanan yang ada di dalam mulutnya.
“Biskuit wafer berlapis coklat,” jawab Shasa. “Kemarin papaku baru pulang dari Batam. Dia membawa beberapa macam biskuit wafer untukku. Terlalu banyak kalau harus kuhabiskan sendiri.”
“Makasih ya, Sha,” kata Rara. “Tuh kan.. Enak kalau tidak punya adik atau kakak. Tidak harus berbagi,” kata Rara lagi.
“Iya memang.. tapi juga tidak ada yang diajak main, tidak ada teman bercanda, tidak ada yang suka menyambut dan menciumi kalau pulang sekolah,” kata Shasa, teringat ulah Rina yang selalu lari keluar setiap kali mendengar mobil jemputan Rara tiba.
Sekarang giliran Rara yang terdiam. Tak ada lagi percakapan. Masing-masing asyik menikmati makanan di jam istirahat pertama itu sampai akhirnya bel masuk berbunyi dan pelajaran pun dilanjutkan.
“Hari ini giliran kamu yang diantar lebih dulu ya?” tanya Shasa sambil membereskan tas dan buku-buku setelah bel tanda berakhirnya jam sekolah berbunyi.
“Iya,” jawab Rara pendek.


Rara menganggukkan kepalanya. “Rina sedang flu,” jawabnya pendek.
“Ooo.. pantesan.. yuk aku temani kamu ke kantin,” tawar Shasa.
Sambil berjalan bersisian, mereka berjalan bersama ke kantin yang terletak di samping sekolah.
“Aku sebel.. Rina kalau sedang sakit rewel. Ibu jadi tidak lagi memperhatikan aku,” keluh Rara sambil menuruni tangga. Di sekolah mereka, hanya kelas satu yang terletak di lantai dasar. Sementara kelas dua dan tiga terletak di lantai dua.
“Kamu sih enak, tidak punya adik, tidak punya kakak jadi selalu diperhatikan oleh mama dan papa kamu,” kata Rara lagi.
Shasa tidak menjawab. Ia ikut menemani Rara antri membeli Roti Burger. Setelah itu mereka bergegas kembali ke dalam kelas.
Dari dalam tas tempat membawa bekal, Shasa mengeluarkan sebuah bungkusan.
“Ini buat kamu dan Rina,” kata Shasa sambil menyodorkan bungkusan itu.
“Apaan nih?” tanya Rara dengan suara yang tidak jelas terhalang oleh makanan yang ada di dalam mulutnya.
“Biskuit wafer berlapis coklat,” jawab Shasa. “Kemarin papaku baru pulang dari Batam. Dia membawa beberapa macam biskuit wafer untukku. Terlalu banyak kalau harus kuhabiskan sendiri.”
“Makasih ya, Sha,” kata Rara. “Tuh kan.. Enak kalau tidak punya adik atau kakak. Tidak harus berbagi,” kata Rara lagi.
“Iya memang.. tapi juga tidak ada yang diajak main, tidak ada teman bercanda, tidak ada yang suka menyambut dan menciumi kalau pulang sekolah,” kata Shasa, teringat ulah Rina yang selalu lari keluar setiap kali mendengar mobil jemputan Rara tiba.
Sekarang giliran Rara yang terdiam. Tak ada lagi percakapan. Masing-masing asyik menikmati makanan di jam istirahat pertama itu sampai akhirnya bel masuk berbunyi dan pelajaran pun dilanjutkan.
“Hari ini giliran kamu yang diantar lebih dulu ya?” tanya Shasa sambil membereskan tas dan buku-buku setelah bel tanda berakhirnya jam sekolah berbunyi.
“Iya,” jawab Rara pendek.

0 komentar:

Posting Komentar

Sempatkan waktu anda untuk berkomentar di sini... ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...